Banda Aceh -Salah seorang wartawan Harian Aceh yang bertugas di Simeulu dipukul dan diancam oleh oknum TNI yang bertugas di Markas Komando Distrik Milier (Makodim) Kabupaten Simeulu, Jumat (21/05). Wartawan yang bernama Ahmadi tersebut trauma berat, mukanya bengkak akibat pukulan.
Kronologis kejadian disampaikan oleh Taufik Al Mubarak, Redaktur Pelaksana Harian Aceh, sesuai dengan penuturan korban, Ahmadi.
Menurut Taufik, pemukulan Ahmadi terkait dengan pemberitaan di media tersebut tentang illegal logging yang terjadi di Simeulu. Akibatnya, Ahmadi dipanggil ke Kodim oleh Pasi Intel Kodim, Lettu Inf. Faisal Amin.
Ahmadi lalu datang bersama rekannya, Aziz yang juga seorang wartawan. Tapi kemudian Azis disuruh pulang.
Ahmadi kemudian dibawa ke lapangan tembak yang berada di belakang Makodim. Merasa dirinya tak tahu masalah, Ahmadi kemudian bertanya, “Ada urusan apa, Bang?”
Pertanyaan itu bukannya dijawab, malah Faisal Amin mengambil handphone yang dipegang Ahmadi. “Apa kamu mau merekam saya?” kata oknum TNI itu.
Setelah diambil, handphone Ahmadi kemudian dibuang ke parit yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tas milik Ahmadi yang berisi laptop juga diambil dan dibuang ke jalan.
Faisal kemudian mencabut pistol dan menakuti Ahmadi dengan menembakkan pistol ke ban yang dipasang di lapangan tembak. Dengan nada membentak, oknum TNI itu memaki-maki Ahmadi dengan kata-kata kasar, juga mengatakan Ahmadi pembohong dan penipu.
“Kamu pembohong, kamu penipu. Kamu sudah tiga kali mempermalukan saya. Saya bilang jangan dimuat, tapi kamu muat juga,” kata Faisal.
Ahmadi kemudian disikut wajahnya dan mengenai gigi (mulut) dan dipukul di bagian muka.
“Akan saya bunuh keluarga kamu jika berita itu tidak kamu ralat,” ancam oknum TNI itu seperti dituturkan Ahmadi.
Ahmadi kemudian baru dilepas menjelang salat Jumat. Dia kemudian melapor ke Polres dan memeriksakan diri ke rumah sakit.
Oleh polisi, Ahmadi diminta menginap di kompleks polisi, tapi Ahmadi menolak. Dia hanya mengungsikan keluarganya ke tempat saudara dekat.
Sampai saat ini, Ahmadi masih trauma akibat ancaman tersebut. Belum diperoleh keterangan resmi dari pihak TNI, terkait masalah ancaman terhadap wartawan tersebut. Sejauh ini belum ada penjelasan dari pihak TNI setempat mengenai peristiwa ini. Sumber : Tempointeraktif.com
Kronologis kejadian disampaikan oleh Taufik Al Mubarak, Redaktur Pelaksana Harian Aceh, sesuai dengan penuturan korban, Ahmadi.
Menurut Taufik, pemukulan Ahmadi terkait dengan pemberitaan di media tersebut tentang illegal logging yang terjadi di Simeulu. Akibatnya, Ahmadi dipanggil ke Kodim oleh Pasi Intel Kodim, Lettu Inf. Faisal Amin.
Ahmadi lalu datang bersama rekannya, Aziz yang juga seorang wartawan. Tapi kemudian Azis disuruh pulang.
Ahmadi kemudian dibawa ke lapangan tembak yang berada di belakang Makodim. Merasa dirinya tak tahu masalah, Ahmadi kemudian bertanya, “Ada urusan apa, Bang?”
Pertanyaan itu bukannya dijawab, malah Faisal Amin mengambil handphone yang dipegang Ahmadi. “Apa kamu mau merekam saya?” kata oknum TNI itu.
Setelah diambil, handphone Ahmadi kemudian dibuang ke parit yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tas milik Ahmadi yang berisi laptop juga diambil dan dibuang ke jalan.
Faisal kemudian mencabut pistol dan menakuti Ahmadi dengan menembakkan pistol ke ban yang dipasang di lapangan tembak. Dengan nada membentak, oknum TNI itu memaki-maki Ahmadi dengan kata-kata kasar, juga mengatakan Ahmadi pembohong dan penipu.
“Kamu pembohong, kamu penipu. Kamu sudah tiga kali mempermalukan saya. Saya bilang jangan dimuat, tapi kamu muat juga,” kata Faisal.
Ahmadi kemudian disikut wajahnya dan mengenai gigi (mulut) dan dipukul di bagian muka.
“Akan saya bunuh keluarga kamu jika berita itu tidak kamu ralat,” ancam oknum TNI itu seperti dituturkan Ahmadi.
Ahmadi kemudian baru dilepas menjelang salat Jumat. Dia kemudian melapor ke Polres dan memeriksakan diri ke rumah sakit.
Oleh polisi, Ahmadi diminta menginap di kompleks polisi, tapi Ahmadi menolak. Dia hanya mengungsikan keluarganya ke tempat saudara dekat.
Sampai saat ini, Ahmadi masih trauma akibat ancaman tersebut. Belum diperoleh keterangan resmi dari pihak TNI, terkait masalah ancaman terhadap wartawan tersebut. Sejauh ini belum ada penjelasan dari pihak TNI setempat mengenai peristiwa ini. Sumber : Tempointeraktif.com
0 komentar:
Posting Komentar