Aceh Utara - Solidaritas Persaudaraan Korban Pelanggaran HAM Aceh Utara (SPKP-HAM) Aceh Utara, mengecam Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Aceh Utara yang hingga kini belum membantu tujuh korban perkosaan masa perang. Korban adalah warga desa Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara. “Masak BRA tidak peka, padahal kasus tersebut sudah sangat terkenal dan semua orang mungkin tau,” sebut Mahyeddin, Juru bicara SPKP-HAM Aceh Utara kepada acehkita.com, Senin (19/11).
Organisasi gabungan korban pelanggaran HAM ini menilai, BRA Aceh Utara hanya bekerja berdasarkan usulan atau lobi yang dilakukan korban atau agen–agen yang bertebaran untuk mengurus bantuan bagi korban. Mereka tidak melihat bahwa ada yang lebih dulu perlu dipentingkan. “Korban perkosaan ini sensitif, tidak mungkin mereka mau menjelaskan kasus mereka secara transparan di depan umum, dan teriak di kantor BRA,” jelas Mahyeddin lagi.
Persaudaraan Korban Pelanggaran HAM Aceh Utara (SPKP-HAM) Aceh Utara, mengecam Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Aceh Utara yang hingga kini belum membantu tujuh korban perkosaan masa perang. Korban adalah warga desa Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara. “Masak BRA tidak peka, padahal kasus tersebut sudah sangat terkenal dan semua orang mungkin tau,” sebut Mahyeddin, Juru bicara SPKP-HAM Aceh Utara kepada acehkita.com, Senin (19/11).
Organisasi gabungan korban pelanggaran HAM ini menilai, BRA Aceh Utara hanya bekerja berdasarkan usulan atau lobi yang dilakukan korban atau agen–agen yang bertebaran untuk mengurus bantuan bagi korban. Mereka tidak melihat bahwa ada yang lebih dulu perlu dipentingkan. “Korban perkosaan ini sensitif, tidak mungkin mereka mau menjelaskan kasus mereka secara transparan di depan umum, dan teriak di kantor BRA,” jelas Mahyeddin lagi.
Dia tidak menafikan, jika dalam perjuangannya para korban perkosaaan itu mengalami sejumlah kendala. Salah satunya, camat setempat merasa gerah dengan keterangan ‘Korban Perkosaan’. Para camat takut menandatangani, tanpa tanda-tangan pihak kepolisian dan koramil.
AS, Seorang korban perkosaan kepada situs ini mengaku baru menerima bantuan Rp 1,8 juta dari dana umum korban konflik yang masuk ke desa dan dari bantuan sebuah NGO yang memberdayakan peternakan sapi. “Selama ini kami didampingi LSM itu, ya mereka membantu semampu mereka,” katanya.
Ketua BRA Aceh Utara, Nurdin Yasin yang dimintai keterangan oleh wartawan tentang kasus ini, mengaku belum menerima laporan adanya korban perkosaan di masa konflik Aceh. Namun dia berjanji jika memang ada, akan diberikan bantuan ekonomi
Persaudaraan Korban Pelanggaran HAM Aceh Utara (SPKP-HAM) Aceh Utara, mengecam Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Aceh Utara yang hingga kini belum membantu tujuh korban perkosaan masa perang. Korban adalah warga desa Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara. “Masak BRA tidak peka, padahal kasus tersebut sudah sangat terkenal dan semua orang mungkin tau,” sebut Mahyeddin, Juru bicara SPKP-HAM Aceh Utara kepada acehkita.com, Senin (19/11).
Organisasi gabungan korban pelanggaran HAM ini menilai, BRA Aceh Utara hanya bekerja berdasarkan usulan atau lobi yang dilakukan korban atau agen–agen yang bertebaran untuk mengurus bantuan bagi korban. Mereka tidak melihat bahwa ada yang lebih dulu perlu dipentingkan. “Korban perkosaan ini sensitif, tidak mungkin mereka mau menjelaskan kasus mereka secara transparan di depan umum, dan teriak di kantor BRA,” jelas Mahyeddin lagi.
Dia tidak menafikan, jika dalam perjuangannya para korban perkosaaan itu mengalami sejumlah kendala. Salah satunya, camat setempat merasa gerah dengan keterangan ‘Korban Perkosaan’. Para camat takut menandatangani, tanpa tanda-tangan pihak kepolisian dan koramil.
AS, Seorang korban perkosaan kepada situs ini mengaku baru menerima bantuan Rp 1,8 juta dari dana umum korban konflik yang masuk ke desa dan dari bantuan sebuah NGO yang memberdayakan peternakan sapi. “Selama ini kami didampingi LSM itu, ya mereka membantu semampu mereka,” katanya.
Ketua BRA Aceh Utara, Nurdin Yasin yang dimintai keterangan oleh wartawan tentang kasus ini, mengaku belum menerima laporan adanya korban perkosaan di masa konflik Aceh. Namun dia berjanji jika memang ada, akan diberikan bantuan ekonomi
0 komentar:
Posting Komentar